yang muslim boleh baca

7 min read

Deviation Actions

taufu's avatar
By
Published:
667 Views
this story will blow your mind
--
"Sabar"


Ada kisah seorang istri yang begitu tabah dalam menjalani hidup dalam kesendirian ketika ia harus ditinggalkan oleh suami dan seluruh keluarganya.


Hal ini bermula saat Abu Hasan sedang melaksanakan ibadah haji di Baitul Haram.


Alangkah terkejutnya Abu Hasan, di saat thawaf, tiba-tiba ia melihat seorang wanita, entah mengapa wajah wanita itu memancarkan cahaya yang sangat bersinar, Abu Hasan pun terkesima, ia kagum. Bayangkan, di medan thawaf yang cukup keras untuk seorang wanita, tapi ia tetap tersenyum.


"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secerah wanita itu. Apakah sebabnya? Mungkin itu karena ia tidak pernah risau dan bersedih hati," gumam Abu Hasan.


Gumaman Abu Hasan itu terdengar oleh wanita itu. ia melirik sebentar kepada Abu Hasan. Seketika ia bertanya, "Apakah katamu, wahai saudaraku? Demi Allah, aku tetap terbelenggu oleh perasaan duka cita dan luka hati karena risau. Dan kupikir, tidak seorangpun yang pernah mengalami musibah seberat ini."


Ditengah keterkejutannya karena gumamannya terdengar oleh wanita itu, dengan sedikit malu hati, Abu Hasan bertanya, "Apa yang merisaukanmu? apa yang telah kau alami?"


Wanita itu terdiam. Ada sedikit perubahan di wajahnya, namun tetap tidak mengurangi ketenangan. Ia menarik nafas panjang dan kemudian menjawab, "Aku mengalami peristiwa sangat berat. Suatu hari suamiku sedang menyembelih kambing kurban. aku sendiri tengah mengasuh anak-anak kami. Dan anak kami yang tengah bermain dan seorang lagi tengah menyusu di pangkuanku.


Ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai Adikku, sukakah kamu aku tunjukkan padamu bagaimana Ayah menyembelih kambing?"


Adiknya menjawab, "Baiklah kalau begitu."


Tanpa dinyana, disuruhlah adiknya berbaring. Kakaknya mungkin hanya melihat apa yang pernah dilakukan ayahnya pada kambing kurban. Dalam beberapa detik saja, tanpa bisa dicegah, disembelihnya leher adiknya itu, persis seperti apa yang dilihatnya. Peristiwa itu begitu saja terjadi. Anakku itu ketakutan luar biasa sekali setelah melihat darah memancar keluar. Dengan cepat, ia lari ke bukit. Ia tidak menyangka bahwa itu akan menjadi begitu mengerikan. kami mencoba mengejarnya. Namun, belum juga ditemukan.


Ayahnya -suamiku-, pergi mencari anak kami itu. berhari-hari. Ia terus mencari dan mencari tak kenal lelah dan tak kenal waktu. Namun kemampuan manusia ada batasnya. Dan pada puncaknya ia mati kehausan. Betapa aku sangat terpukul.


Dan ternyata anakku yang hilang itu sudah dimangsa seekor serigala sampai habis. Iapun meninggal. 


Waktu itu, aku belum mengetahui apapun. Dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju periuk brisi air panas. Baginya, periuk itu mungkin sejenis permainan yang menarik. Ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas mengguyur badannya. Semua kulitnya melepuh. Jika kau dengar tangisnya, kau tidak akan sanggup. Ia pun meninggal beberapa waktu setelah itu.


Berita itu terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal didaerah lain. Ia jatuh pingsan. Saking tidak kuatnya, ia pun meninggal. Dan kini, aku tinggal sebatang kara." Wanita itu mengakhiri ceritanya.


Abu Hasan tertegun. Ia memandangi wanita itu sejenak Bagaimana mungkin wanita bisa menghadapi semua musibah yang telah menimpanya sedemikian hebat? Lalu Abu\Hasan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah itu?"


Wanita itu menjawab -kali inilah baru dengan wajah yang sedikit muram-, "Tiada seorangpun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, melainkan ia menemukan diantara keduanya jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan jika ia mengeluh, maka orang tersebut tidak mendapat ganti kecualli sia-sia belaka."


Abu Hasan tertegun sekali lagi. Makin dalam ia termenung. Ia tidak tahu apakah jika ia yang mengalaminya, ia akan sanggup menghadapi hal itu atau tidak.


Wanita dihadapannya telah mengajarkan hal yang berbeda kepadanya ketika mendapatkan musibah. Bahwa musibah yang menimpa sesungguhnya merupakan ujian belaka dari Allah Swt., apakah kita bisa menerimanya sebagai ujian hidup atau malah akan membuat kita terkungkung.


Wanita itu tetap tabah. Wajahnya tetap cerah berseri-seri. Siapapun yang melihatnya tidak akan pernah menyangka bahwa wanita itu tentunya sangat terpukul.


Hikmah kisah diatas adalah, kita harus mampu memahami hakikat diri disaat hidup dalam kesendirian dan membongkar topeng-topeng kepalsuan yang menutupi hakikat diri kita. Yaitu dengan memupuk keyakinan, bahwa sebagai seorang mukmin kita jangan pernah merasa hidup sendiri. Setiap kata dan langkah senantiasa disertai Allah Swt.


"Sesunguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 153).

dari buku 'Mutiara disela Air Mata' karya Muhammad Sahria Permana



Coding by SimplySilent
© 2015 - 2024 taufu
Comments4
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In